Selasa, 25 Maret 2008

Ilustrasi Aksi Masa


MANAJEMEN AKSI
R.A.Fatah

Aksi masa mahasiswa, bukan saja mendahulukan kepentingan masyarakat luas. namun juga menjadi tempat bagi individu-individu untuk memajukan kesadarannya yang selama ini masi dipecundangi oleh penguasa. dengan aksi masa kita dapat belajar bersama tentang nilai perjuangan, kebersamaan dan persatuan bahwa didalam persatuan ada kekuatan dan didalam kekuatan ada visi yang siap dieksekusi bersama dan satu hal yang harus ada sebagai peserta aksi adalah keinginan dan kehendak yang kuat akan perubahan.


Bentuk Aksi Masa


aksi masa dikenal dalam berbagai bentuk sesuai dengan target dan sasaran aksi. ada dua bentuk aksi yaitu aksi statis dan aksi dinamis. aksi statis adalah aksi masa yang dilakukan pada satu titik tertentu dari awal sampai ahir. sedangkan aksi dinamis adalah aksi masa yang dilakukan pada satu titik tertentu dan berahir pada titik lainnya sebagai sasaran, sebagai contoh


1. Rapat Akbar
2. Long March
3. Mimbar bebas
4. Panggung Kesenian dll


Jadi Image bahwa aksi Dikonotasikan dengan kekerasan adalah tidak benar. mahasiswa kini sudah terlihat apatis dengan strategi gerakan masa semacam ini, padahal isu yang di demonstrasikan melalui turun jalan, rapat akbar, mimbar bebas, panggung kesenian yang merupakan karakter gerakan mahasiswa, terbilang efektif menyampaikan pesan moral, dan semangat perubahan baik terhadap khalayak maupun kepada peserta aksi sendiri.


Tahapan menuju Aksi Masa


Setiap aksi dilakukan bukan terjadi begitu saja, namun melalui setingan yang matang mulai dari isu apa, siapa saja yang bisa diajak, perangkat aksi yang akan bertugas, dan institusi yang akan dituju.


PRA AKSI


Sebelum aksi, yang harus disiapkan adalah:


SUBSTANSI
a) Isu yang diangkat Contoh:


- Ekonomi, politik masyarakat


b) Target aksi


- Kampanye masa, untuk kampanye propaganda bisa dengan rally damai keliling kota dan tidak perlu menetapkan sasaran aksi (misalnya kantor-kantor pemerintah) sasaran kampanye adalah kebasis-basis masa. Tetapi untuk meraih opini publik, jangan lupa mengontak pers. Jika masa tidak mencukupi untuk rell, mungkin cukup aksi statis dengan orasi dan bagi-bagi selebaran. Kemudian melihat titik aksi yang menjadi konsentrasi masa rakyat.


- Mengajukan tuntutan. Aksi seperti ini biasanya terkait tuntutan ekonomi atau politik dan bisa jadi campuran. Buru misalnya pembatalan PHK sepihak, mahasiswa; kenaikan SPP, penolakan pemecatan imawan/ti di kampus, sasaran aksi misalnya; pabirk,Disnaker, Depnaker, balaikota, gubernuran, DPR,DPRD, kejaksaan, kepolisian, Rektorat, Dekanat, PDM, dll.


- Bentrok. Setingan bentrok bertujuan menaikan opini ke-publik. Aksi bentrok bisa menetapkan sasaran aksi, namun biasanya tidak penting, sebab jarang nyampe kesasaran aksi. Karena biasanya tuntutan yang kelewat politis, sehingga diblokade aparat jauh dari sasaran aksi. Yang penting adalah tuntutan kita terkover oleh madia dan menunjukan kemasyarakata watak otoriter pemerintah walau dengan manis mengatakan populis, demokratis, dsb.


TEKNIS


a. Penentuan rute aksi


Rute harus dipkirkan dengan sebaik mungkin karena juga untuk menarik masa diluar garapan kita atau titik berkumpulnya masa.


b . Penyusunan perangkat aksi (secara lengkap) :


Koordinator lapangan (Korlap), bertanggung jawab penuh dan berwenang keseluruhan aksi misalnya ketua umum IMM Cabang, Korlap harus dipatuhi tanpa protes, adapun kritik-kritik dilakukan pasca aksi. Jika aksi adalah aksi gabungan, Korlap fungsinya hanya koordinator. Keputusan ditentukan berdasarkan kesepakatan berbagai elemen yang tergabung/ disaat diskusi dengan elemen-elemen yang ada, kepemimpinan korlap diambil alih oleh wakil korlap.
wakorlap fungsinya menggantikan Korlap jika, berhalangan atau apabila tertangkap




  1. Tim orator (Propagandis) tim ini bertugas mempropagandakan isu ke-masa aksi dan ke-masa rakyat


  2. Tim agitator. Fungsinya menyemangati masa aksi dengan meneriakan yel-yel dan lagu-lagu perjuangan (Mars) maupun Himne (melihat kondisi masa aksi)


  3. Tim keamanan/Aster. Berfungsii menjaga barisan agar tetap solid, mencega masuknya intel kedalam barisan dan mencega profokasi


  4. Tim sweeper, berfungsi membuka jalan, menahan arus lalulintas dengan mengecek jalur-jalur aksi yang akan dilalui


  5. Tim negosiasi, melakukan negosiasi dengan pihak sasaran aksi (jika ada tuntutan) dan negosiasi dengan aparat keamanan yang memblokir jalan.


  6. Tim logistik, harus menjaga kesalamatan baranga-barang logistik supaya tidak tertinggal atau dirampas aparat.


  7. Tim medis. Bertanggung jawab penuh jika terjadi bentrokan dan luka-luka, siap pula dengan obat-obatan standar (Untuk peserta yang pingsan) siap menghubung ambulans


  8. Tim evakuasi, mempersiapkan jalur-jalur evakuasi jika aksi diprepresi dan memastikan jalur-jalur tersebut bersih dari intel dan aparat


  9. Tim humas, melobi pers dan melakukan konfrensi pers


  10. Tim dokumentasi, dokumentasikan aksi (Voto/Video) dan mencatat kronologi aksdari star sampai finish
    Keterangan:
    Semuanya bisa fleksibel; bisa merangkap atau dihilangkan yang lain. Namun jika aksi masa yang besar semuanya teris labih baik

C. Penyiapan Logistik


Spanduk=berisi tuntutan utama, ditulis ringkas dan langsung kepokok, persoalan. Spanduk utama didepan yang lainnya disamping. Dibawahnya ditulis nama Organisasi misal; IMM Cabang Malang


Pengeras suara=minimal satu jika masa kurang dari sertatus, dan ljika masa lebih dari seratus, lebih baik dua ditambah dengan mgaphone keamanan/aster. Untuk mengatur masa aksi dan menyampaikan pesan aksi pada masarakyat


Poster-poster=lebih baik poster diberi gagang kayu sehingga lebih muda membawanya (sekaligus bisa jadi senjata jika aksi bentrok) poster dibuat sebanyak-banyaknya sehingga banyak tuntutan bisa termuat


Selebaran dan pernyataan sikap sebanyak-banyaknya kemasa rakyat dan pers agar mereka mengetahui dengan jelas tuntutan kita, untuk pernyataan sikap ke pers boleh dibuat khusus lebihbanyak tuntutannya namun sederhana dan singkat, padat-jelas


Bendera. Bendera utama cukup satu didepan. Jika aksi gabungan bendera boleh dibawa masing-masing elemen berdasrakna hasil kesepakatan.


Umbul-umbul. Biasanya nama organ didepan kurang terbaca, karenanya bisa gunakan umbul-umbul.


Ikat kepala. Jika dana tidak cukup, ikat kepala berisi nama aksipun sudah cukup
Kamera (dokumentasi aksi)


Alat tulis dan arloji (mencatat kronologi)


D. Koordinasi


Harus dipastikan bahwa semua perlengkapan telah siap, dan pemberitahuan kemasa aksipun sudah dilakukan dengan baik, untuk itu sebaiknya ditetapkan sentral informasi untuk evaluasi dan tempat koordinasi pasca aksi, terutama jika bentrok


E. Absensi


Hal ini wajib untuk mengetahuai kekuatan masa, agar muda pengontrolan apabila dalam keadaan represif dan kita akan melihat sejauh mana masa ikut melakukan kerja-kerja aksi tersebut


2. SELAMA AKSI


Briefing


Orasi-orasi pembukaan, di isi oleh Korlap/Propagandis tentang tuntutan/lagu-lagu perjuangan untuk menambah semangat peserta aksi.
Bergerak
Komando dari korlap bahwa aksi siap dimulai, dalam perjalanan tim agipro (Agitasi dan Propoaganda) harus bisa memberi semangat pada peserta aksi melalui lagu-lagu/yel yang dikomandoi Korlap.


Tim swepwr harus sering memberi informasi langsung kekorlap tantang keadaan didepan/rute aksi yang akan dilewati, keamanan mengontrol, mengawasi barisan agar tidak cair dan mengawasi intel/masa cair masuk dibarisan yang ingin memprovokasi(tegur jika melakukan provokasi)


3. PASCA AKSI


ABSENSI
EVALUASI
REKOMENDASI

Minggu, 23 Maret 2008

Forum Studi Mahasiswa Halmahera Selatan

SEBUAH TAWARAN

Tafsir Identitas
1
Ikatan Pelajar Mahasiswa
Halmahera Selatan Maluku Utara Malang
IPMA-HALSEL MALUT

Oleh: Rahmat Abd Fatah


Dasar Pemikiran


Berangkat dari satu pemikiran yang sama bahwa mahasiswa halmahera selatan disetiap tahunnya menambah prosentase jumlah yang signifikan. Maka sangat dibutuhkan sebuah wadah untuk saling berkomunikasi untuk menambah ikatan kekeluargaan dan disisi lain IPMA-HALSEL lahir didasari oleh semangat idealisme yang dalam oleh beberapa putra daerah Halmahera Selatan yang haus akan diskusi dan kajian menginginkan terjadinya perubahan pola perkumpulan daerah.


Yaitu dari sekedar urusan administratif, kumpul-kumpul biasa beralih pada sebuah wadah perkaderan yang dengannya mampu menghasilkan putra daerah yang RUSAK (radikal, universal, sistematis, analitis dan kritis). Serta berkepribadian Religius.


B. Identitas IPMA-HALSEL


IPMA-HALEL seperti organisasi daerah lainnya merupakan wadah perkumpulan Mahasiswa/i halmahera Selatan yang sedang menempuh kuliahnya dimalang. IPMA-HALSEL bergerak secara Struktur maupun kultural mencoba lari dari sekat-sekat urusan administrasi yang Mbulet dan membosankan. IPMA-HALSEL memiliki ciri yaitu :


IPMA-HALSEL adalah organisasi kader, independent dan bergerak dibidang kemahasiswaan, keintelektualan, dan kemasyarakatan dalam rangka menyiapkan generasi yang siap mewarnai dan memberi konstribusi bagi perubahan Kabupaten Halmahera selatan.


Aktualisasi yang dilakukan senantiasa tetap bersandar pada integrasi nilai-nilai religius dan ilmiah artinya, gerakan yang dibangun senantiasa mengedepankan wacana zikir dan pikir.
Oleh karena itu setiap kader IPMA-HALSEL merupakan kader yang :


Tertib dalam beribada sebagai wujud ketaqwaan
Tekun dalam mengkaji dan mengembangkan ilmu
Konsisten dalam perjuangan


Falsafah :


Keikhlasan menjadi landasannya
Ridho Allah menjadi ghoyah terakhir
Tenaga perbuatan (power of action) sangatlah menetukan karena nasib diri dan daera sangatlah bergantung pada usaha dan perbuatan kita hari ini.


C. Maksud Dan Tujuan


Visi : sebagai wadah perkaderan IPMA-HALSEL memiliki visi ”Mengusahakan terbentuknya Generasi yang berakhlak mulia dan ”progresif” untuk menuju perubahan halmahera selatan”.
Misi: Misi adalah seperangkat nilai yang diyakini kebenarannya yang akan menghantarkan dan sekaligus memberikan arahan proses untuk mencapai tujuan. Dalam konseptualisasi gerakan inilah misi yang diharapkan senantiasa terpelihara secara koko didalam ”state of mine” generasi halmahera selatan yang berada dimalang. Sebagai bentuk pelestarian doktrin dan loyalitas kelembagaan. Dengan demikian integrasi dan misi IPMA-HALSEL ini menjadi meanstream yang secara komunal akan membingkai generasi halmahera selatan kedalam satu kerangka keseragaman paradikmatik atau pola yang dikembangkan oleh IPMA-HALSEL
Visi dan misi yang diurai diatas. tertuang kedalam tiga kerangka pikir yang menjadi dasar gerak dan identitas IPMA-HALSEL yaitu :


Keagamaan


Sebagai generasi halmahera selatan yang kental dengan nilai-nilai religiusitas, IPMA-HALSEL senantiasa memberikan pembahruan keagamaan menyangkut pemahaman pemikiran dan realitasnya dengan kata lain menolak kejumudan. Menjadikan agama sebagai proses idealitas sekaligus jiwa yang menggerakan setiap langkah dan aktifitas IPMA-HALSEL ” moto indah yang harus terus diaktualisasi oleh generasi IPMA-HALSEL adalah ” dari agama kita berangkat dan dengan agama kita membangun”. Ia adalah semangat dan landasan cita untuk perubahan.
Sebagai generasi yang memiliki jiwa religiusitas, paling tidak memiliki kompetensi dasar sebagai berikut :


Aqidah yang terimplementasi
tertib dalam beribadah dan
akhlakulkarimah
Intelektualitas


Pada kontek ini IPMA-HALSEL berproses untuk menjadi ”Centre Of Excellent” pusat-pusat unggulan terutama sisi intelektual. melalui wadah inipula diharapkan muncul ide-ide segar pembaharuan. Sebagai kelompok intelektual, kader IPMA-HALSEL selallu berpikir universal tidak sempit dan tersekat oleh kotak-kotak ekslusivisme. Produk-produk pikirannya tidak bernuansa kelompok dan harus bisa menjadi rahmat bagi semua umat. Terutama bagi kemajuan Halmahera Selatan dan Maluku Utara pada umumnya


Kualifikasi kader IPMA-HALSEL yang memiliki kemampuan intelektual dapat dilihat dari :


Kemampuan bersikap rasional dan logis
ketekunan dalam kajian dan pengembangan ilmu pengetahuan
pengembangan kemampuan manajerial
terbuka dan selektif terhadap pandangan baru.
memiliki tanggung jawab sosial dengan mengembangkan kesadaran ilmiah.


Kemanusiaan


Melakukan sebuah perubahan tidak sekedar mengandalkan sejuta konsep namun yang harus dilakukan adalah perjuangan untuk mewujudkan idealitas-idealitas yang terbentuk. (ekspansi gerakan) pada fase ini dibutuhkan kerja keras, semangat, ketabahan, stamina yang besar agar tidak berhenti ditengah jalan.


Kader IPMA-HALSEL yang juga sekaligus putra daerah Halmahera selatan siap dan merealisasikan ide-idenya sehingga ide-ide yang dihasilkan tidak sekedar impian dan berhenti pada ruang kosong yang utopis. Namun Yang harus disadari bahwa, untuk membangun ini semua tidak bisa dilakukan sendirian atau mengkotak-kotakan diri (pengkaplingan). Dalam artian IPMA-HALSEL akan selalu bekerja sama dengan siapapun dalam perjuangan. Secara ideal kader IPMA-HALSEL harus menjadi pejuang-pejuang yang bisa mewarnai proses pembaruan halmahera selatan nantinya. Kompetensi dasar Kemanisiaan yang dimiliki oleh kader IPMA-HALSEL adalah :


Rasa solidaritas sosial yang tinggi
Sikap kepemimpinan sosial dan kepeloporan
kemampuan bersikap kritis kepada diri dan lingkungan
sikap konstruktif

KURIKULUM KAJIAN & AKTIFITAS


Kajian Sabda langit (Al-Qura’an Dan Hadis)
Kajian teoritis
Kajian kontemporer
Studi Tokoh
Training Dasar IPMA-HALSEL
Rihlah


E. POLA HUBUNGAN DAN PENGEMBANGAN DIVISI


Koordinator
Mengkoordinir dan bertanggungjawab seluruh aktifitas IPMA-HALSEL
Divisi Keuangan
Bertanggungjawab dalam pengelolaan dan pelaporan keuangan
Bersama Divisi internal mengagendakan tambahan kas keuangan IPMA-HALSEL selain uang iuran anggota
Divisi Data dan dokumentasi
Mempersipkan data kajian (buku, koran,makala,artikel,esai) yang berkaitan dengan topik kajian serta mendokumentasikan seluruh jalannya acara IPMA-HALSEL
Divisi Internal
Mengagendakan dan melaksanakan pengkaderan IPMA-HALSEL
Bersama divisi keuangan mengagendakan tambahan diluar iuran anggota
Divisi Eksternal dan Keolahragaan
Membuat buletin IPMA-HALSEL
Menjalin kerjasama dengan organisasi lain
Olahraga Rutin Bulanan atau Mingguan


1. Tawaran Konsep Untuk Perkumpulan Halmahera Selatan di Malang

BANGUN KESADARAN POLITIK MASYARAKAT

Siapa yang berhak menentukan masa depan Halmahaera Selatan ? Apakah akan kita serahkan begitu saja nasib Kabupaten ini hanya pada segelintir orang yang karena legalitas politik dan kekuasaan "merasa" paling bertanggungjawab terhadap masa depan HALSEL ini?


Mari bersama-sama duduk untuk saling bicara sebagai orang "HALSEL" mengenai apa yang terbaik bagi kabupaten ini, karena itu tanggungjawab kita bersama ! Jangan sampai semua proses yang terjadi berlalu begitu saja tanpa kita sempat membangun pondasi yang kuat bagi terbangunnya tatanan masyarakat, pemerintahan dan proses demokrasi yang berkeadilan. Kita bersama tentunya tidak menginginkan pada suatu saat kita akan kaget dengan munculnya penyakit-penyakit sosial, hegemonik kapitalisme Global dalam masyarakat, penyakit-penyakit birokrasi yang korup dan demokrasi yang memasung partisipasi kita sebagai orang HALSEL dalam proses-proses pengambilan kebijakan.

Saatnya bersama-sama kita suarakan bahwa birokrasi harus mengabdi pada kepentingan publik, termasuk representasi wakil-wakil kita yang harus benar-benar menjadi corong bagi suara-suara kita dan bukan mewakili suara pribadinya ataupun kepentingan golongannya!
Saatnya bersama-sama kita awasi jalannya semua proses politik, jangan sampai proses politik yang terjadi "hanya" sekedar menjadi monopoli para pelaku politik yang hanya mementingkan kelompoknya saja!

Saatnya bersama-sama kita wujudkan Pemerintahan baru yang benar-benar mengabdi pada kepentingan masyarakat dalam rangka menciptakan masyarakat HALSEL yang sejahtera dan berkeadilan, sehingga kita betul-betul merasakan bahwa "KITA JUGA TURUT MEMILIKI HALMAHERA SELATAN".


"DAMAI PILGUB MALUKU UTARA"

Dalam hitungan hari lagi tepat tanggal 24 November 2007 masyarakat Maluku Utara akan menentukan kepala daerahnya, pemilihan yang di ikuti oleh empat pasangan calon Anthony Charles Sunaryo - Mohammad Amin Drakel (PDIP), pasangan Dr Abdul Gafur-Abdurrahmin Fabanyo (Partai Golkar, PAN serta Partai Demokrasi Kebangsaan), pasangan Mayjen TNI (Purn) Irvan Eddyson-Atti Ahmad (Partai Damai Sejahtera/PDS), dan pasangan incumbent, Thayb Armayn-Gani Kasuba (Partai Demokrat, PKS dan PBB). Sangat meentukan nasib Masyarakat Maluku Utara untuk lima tahun kedepan

Sejalan dengan itu Seolah merupakan keniscayaan bahwa pemilihan kepala daerah berbanding lurus dengan konflik merupakan harga mati yang tidak bisa ditawar, ia hadir kapan dan dimana saja tanpa membedakan ruang dan waktu, Tentu saja! Pilkada adalah arena politik lokal yang berpotensi menjadi lahan subur bagi pertikaian atau konflik politik. Pilkada disatu sisi sebagai proses kemudahan daerah menentukan kepala daerahnya sendiri secara otonom disisi lain sebagai transformasi konflik pusat kedaerah-daerah, jika pemilihan presiden berada pada wilayah cakupan yang luas konflikpun masi terasa, bagaimana dengan daerah sendiri yang cakupan wilayahnya kecil ditengah multi-identitas yang beragam?

Ketegangan konflik politik bisa hadir langsung dalam kehidupan mana saja tanpa membedakan ruang dan waktu, dijalan, masjid, gereja diangkutan umum bahkan dalam rumah masing-masing. berbeda dengan pemilihan presiden yang semuanya didapat melalui konstruksi Media sehingga ketampakan konflikpun masi samar-samar.

Ketegangan dan konflik politik pun hadir sebagai realitas nyata menjadi "bumbu penyedap" dalam jamuan pilkada, ia hadir dalam suhu yang panas, hangat dan juga tegang "bumbu penyedap" itulah yang terjadi kini, di Maluku Utara, sebuah daerah tercinta yang baru saja baerakhir dari konflik horisontal, yang telah menimbulkan korban materil, moril dan ribuan jiwa manusia.

Terkait dengan Pilkada Maluku Utara, sejak 2001 sampai sekarang tidak pernah luput dari Konflik politik yang bermuara pada kekerasan fisik, Pertama, konflik yang hadir dari mobilisasi politik atas nama etnik, daerah, dan darah. ia muncul di Maluku Utara bagai hidangan Pilkada, di mana ketegangan etnis tinggi serta proporsi penduduk secara etnik berimbang. Sementara itu, konflik yang bersumber dari mobilisasi politik atas nama daerah asal (asli-pendatang) ia muncul di hampir semua level yang menyelenggarakan pilkada. Sementara itu, konflik yang bersumber dari mobilisasi politik atas nama "golongan darah" (bangsawan atau bukan), potensial muncul di Maluku Utara sebagai daerah-daerah kesultanan, di mana relasi politik patronase masih cukup kental.

Kedua, konflik yang bersumber dari premanisme politik dan pemaksaan kehendak. Gejala ini sudah menjadi rahasia umum...saat massa pendukung calon memprotes keputusan KPUD karena calon tidak memenuhi persyaratan administratif yang ditentukan UU.-berbanding lurus dengan setelah diumumkan pemenangan oleh KPUD. "tidak siap" menerima kekalahan dan memprovokasi massa pendukungnya.

Kedua, konflik yang bersumber dari kampanye negatif antarpasangan calon kepala daerah. para calon yang muncul didaerah adalah calon yang tidak asing bagi masyarakat, mereka adalah tokoh yang setiap saat bisa ditemui, karenanya, kampanye negatif yang mengarah munculnya fitnah mengenai integritas kandidat bisa mengundang gesekan antar Massa pendukung.
Keempat, konflik yang bersumber dari manipulasi dan kecurangan penghitungan hasil suara pilkada kelima, potensi konflik juga bisa muncul jika aparat birokrasi (PNS, TNI, Polri serta perguruan tinggi) memobilisasi dukungan bagi kandidat secara terang-terangan, Keenam, konflik bikinan hasil "design" jakarta yang berkepentingan terhadap pilkada didaerah tertentu
Lantas, begitu seramkah pemilihan kepala daerah langsung? Menjadi sangat seram melebihi "pocong" jika melupakan hal dasar kepentingan umum lalu, memobilisasi kesadaran diwilayah ketidak sadaran orang lain, mendikte, merampas ruang-ruang kesadarn orang lain, tidak memberikan pilihan; kemudian memberi iming-iming tertentu hanya untuk meraih kekuasaan maka melebihi pocong adalah "drakula" yang siap menghisap "darah" saudaranya sendiri
Oleh karena itu, atas nama putra daerah yang selalu rindu akan kedamaian Maluku Utara mengharapkan:

  1. Para Calon Gubernur untuk memberikan statemen komitmen siap kalah jika gagal dalam pemilihan
  2. Mengharapkan pihak di daerah(KPUD, Panwas, Pemda, DPRD, Partai-partai, Para Kandidat,Polri,TNI, Kejaksaan, tokoh-tokoh LSM, Ormas, Pers, dan Akademisi) untuk membangun kesepakatan lokal dalam rangka mengantisipasi munculnya konflik yang lebih besar.
  3. Mengharapkan kepada pemerintah daerah dan DPRD untuk memfasilitasi kesepakan lokal, menghindari campur tangan yang berlebihan guna meminimalisasi kecurigaan.
  4. Mengharapkan kepada pejabat institusi perguruan tinggi untuk tetap menjaga independensi lembaga
  5. Menghimbau kepada elit politik Maluku Utara dan Elit Politik di Jakarta agar tidak bermain di air keruh; memancing suasana yang tidak diharapkan menjelang dan paska Pilgub
  6. Mengharapkan kepada para kandidat Gubernur untuk menggunakan cara-cara santun dalam bersaing meraih suara terbanyak dan tidak mengorbankan masyarakat
  7. Harapan, Kepada Masyarakat Tercinta Maluku Utara untuk menggunakan hak pilihnya sebagai anak negeri dalam partisipasi memilih pemimpin yang akan memimpin propinsi Maluku Utara lima tahun kedepan.
  8. Kepada semua yang masi cinta Maluku Utara, negeri ini baru saja mengakhiri trauma konflik horisontal antar sesama saudara yang telah menimbulkan korban materiil, moril, maupun ribuan nyawa manusia. konflik horisontal yang sudah terjadi semenjak propinsi ini terbentuk, jangan sampai terulang kembali…mari setiap diri menjadi penyelamat bagi negeri tercinta kita.
    "Hai Orang-orang yang beriman penuhilah seruan Allah dan seruan rasulnnya, apabila Rasul menyru kamu kepada sesuatu yang memberi kehidupan kepada kamu"(Qs.Al-Anfaal[8]:24).


    20 Novermber 2007
    Ma2t_sacheta
    Jl.Tlogomas Gg.15a No.6 b Malang
    www.matganebarat.blogspot.com
    rahmat_halsel@yahoo.co.id